Bayangkan kamu baru lulus bootcamp cybersecurity, langsung ditawari gaji 15 juta.
Wah, ternyata bisa! Tapi ada juga temanmu yang dapat 6 juta.
Kok bisa beda jauh?
Artikel ini bakal bongkar faktor apa saja yang bikin angka di slip gaji profesional cybersecurity bisa melambung atau stagnan.
7 Faktor Penentu Gaji dalam Profesi Cybersecurity
1. Spesialisasi Skill
Orang yang hanya bisa install antivirus tidak akan digaji sama dengan yang bisa menulis exploit zero day.
Spesialisasi seperti penetration testing, malware analysis, atau cloud security architecture punya pasar sendiri.
Contoh, red teamer senior di fintech bisa mengantongi 25 juta ke atas karena skill-nya langka dan berdampak langsung pada keamanan transaksi nasabah.
2. Sertifikasi Global vs Lokal
Sertifikat seperti OSCP, CISSP, atau GCIH memiliki daya tawar tinggi dibanding sertifikat lokal.
Perusahaan multinasional biasanya mensyaratkan minimal satu sertifikat global sebagai tiket masuk, dan itu otomatis naikkan band gaji.
Tapi hati-hati, sertifikat tanpa portofolio tetap dianggap asesoris.
3. Pengalaman Praktis
Bukan sekadar tahun bekerja, tapi pengalaman hands-on yang relevan.
Seorang SOC analyst yang sudah menangani 100 incident response akan lebih dihargai dibanding IT support yang baru ikut satu kali simulasi phishing.
Perusahaan skala unicorn bahkan memberi bonus berlipat untuk karyawan yang pernah menangani kasus ransomware besar.
4. Industri Tempat Bekerja
Fintech, e-commerce, dan perbankan rela merogoh kocek lebih dalam karena risiko keamanan mereka tinggi.
Sementara industri pendidikan atau UMKD memiliki budget terbatas.
Namun jangan salah, startup health tech yang baru dapat pendanaan seri C juga bisa menawarkan gaji di atas rata-rata demi menarik talenta terbaik.
5. Lokasi Geografis
Jakarta dan Surabaya masih menjadi magnet gaji tertinggi.
Namun remote work kini meratakan lapangan.
Kamu bisa tinggal di Yogyakarta tapi menerima gaji sesuai kantor pusat di Singapura.
Tips: cek standar gaji berdasarkan Purchasing Power Parity agar tidak terlena dengan nominal tinggi tapi biaya hidup juga membengkak.
6. Ukuran Perusahaan
Perusahaan Fortune 500 punya skema pay band yang ketat.
Startups cenderung lebih fleksibel; mereka bisa kasih opsi saham atau revenue sharing di luar gaji pokok.
Pilih sesuai risk appetite kamu: stabilitas atau potensi upside besar.
7. Soft Skill dan Jaringan
Kemampuan menjelaskan risiko teknis ke C-level dalam bahasa bisnis sangat dihargai.
Ditambah jaringan luas di komunitas cybersecurity, kamu bisa dapat proyek freelance yang memompa cash flow bulanan.
Contoh: lewat forum Discord, seorang analyst Medan dapat proyek vulnerability assessment untuk perusahaan minyak di Balikpapan, fee 30 juta untuk dua minggu kerja.
Gaji besar bukan hanya soal angka, tapi nilai yang kamu berikan untuk melindungi aset digital perusahaan.
Kombinasikan skill teknis, sertifikat, dan kemampuan komunikasi, maka angka di rekening akan mengikuti.
Mau tahu cara menaikkan satu per satu faktor di atas? Ikuti program Career Fast Track dari ShinoBee ID.
Dapatkan roadmap sertifikasi, latihan lab real case, dan sesi mock interview langsung dengan praktisi gaji 2 digit.
Daftar sekarang, karena slot terbatas untuk batch kali ini.