10 Teknik Hacking Paling Umum Wajib Kamu Tau

Bayangin lo lagi asyik scroll TikTok, tiba-tiba HP lo nge-freeze dan muncul pop-up minta tebusan Bitcoin.

Atau tengah malam, email HRD lo tiba-tiba kekirim spam ke seluruh karyawan.

Serem? Itu baru the tip of the iceberg.

Di dunia maya, teknik-teknik hacking udah semaju AI, tapi pola dasarnya masih tetap.

10 Teknik Hacking Paling Umum Dipakai Hacker

Nah, biar lo nggak ketinggalan update (dan nggak jadi sasaran empuk), yuk kita bahas 10 jurus jahat paling sering dipake sama para peretas.

1. Malware

Perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak, mencuri data, atau mengambil alih sistem.

Contoh: ransomware mengenkripsi file sehingga korban diminta tebusan.

Virus jaman now nggak cuma bikin laptop lemot.

Ransomware bisa kunci semua file lo sampai lo bayar tebusan.

Trojan bisa bikin kamera lo aktif tanpa lampu indikator.

Cara amannya? Install software cuma dari source resmi, aktifkan real-time protection, dan jangan sembarangan colok USB orang.

2. Phishing & Social Engineering

Manipulasi psikologis terhadap pengguna melalui email, pesan, atau telepon guna memperoleh informasi sensitif seperti kata sandi atau kode OTP.

Lo bisa punya firewall segede gaban, tapi kalau lo klik link “hadiah iPhone 15” dari nomor ga jelas, ya sama aja bohong.

Tekniknya makin canggih: email dari “[email protected]” tapi huruf “o” diganti angka 0.

Cek baik-baik, hover dulu link-nya, dan kalo ragu tanya langsung via telepon.

3. Brute-force & Credential Stuffing

Pemeriksaan otomatis terhadap kombinasi kredensial yang besar untuk memperoleh akses.

Credential stuffing menggunakan daftar kredensial yang sebelumnya bocor.

Password “qwerty123” atau “NamaKucing2023” udah pasti jadi santapan empuk.

Bot bisa coba ribuan kombinasi tiap detik.

Solusi simpel: password manager + 2FA. Kalau layanan lo support hardware key, langsung pake.

4. SQL Injection & Code Injection

Penyisipan perintah berbahaya ke input aplikasi sehingga database atau sistem mengeksekusi perintah yang tidak sah, mengakibatkan kebocoran atau manipulasi data.

Form login yang lo bikin malah jadi backdoor.

Hacker masukin kode SQL “‘ OR 1=1 –” dan voila, semua data customer keluar.

Hindari dengan parameterized query dan input validation.

Test tiap rilis pake sqlmap biar ketauan celahnya.

5. Cross-Site Scripting (XSS)

Penyisipan skrip berbahaya pada halaman web yang dieksekusi di browser korban, memungkinkan pencurian cookie atau redirect ke situs phishing.

Komentar di blog lo tiba-tiba nge-redirect pengunjung ke situs judi. Itu XSS.

Stored XSS nyimpan kode jahat di database, reflected XSS lewat link pendek.

Pasang Content Security Policy (CSP) dan jangan lupa escape output.

6. Denial-of-Service (DoS/DDoS)

Penyerangan dengan membanjiri layanan menggunakan lalu-lintas palsu, menyebabkan layanan menjadi tidak responsif atau down total.

Server lo tiba-tiba down gara-gara 10 ribu request per detik dari IP aneh.

Bisa botnet IoT, bisa amplification attack lewat DNS.

Mitigasi pake rate-limit, CDN, dan punya rencana incident response yang jelas.

7. Sniffing & Man-in-the-Middle (MitM)

Pencurian data dengan menyadap komunikasi antara dua pihak, sering terjadi di jaringan publik tanpa enkripsi.

Nongkrong di kafe pakai Wi-Fi “KopiKenangan_Free”?

Hati-hati, ada yang bisa baca chat WhatsApp lo.

Pakai VPN terpercaya dan aktifkan HTTPS only di browser.

8. Keylogger & Cookie Theft

Keylogger merekam setiap penekanan tombol, sedangkan cookie theft memanfaatkan token otentikasi yang tersimpan untuk login tanpa kata sandi.

Keylogger hardware seukuran flashdisk bisa nyimpan semua ketikan lo.

Sementara cookie theft bikin lo auto login tanpa password di laptop orang.

Scan perangkat rutin, clear cookie tiap logout, dan matikan “remember me” di komputer umum.

9. Phreaking

Eksploitasi terhadap sistem telekomunikasi untuk mendapatkan layanan gratis atau melakukan penyadapan, kini berkembang pada VoIP.

Jadul tapi masih ada. Hacker manipulasi sinyal telepon buat nelpon gratis atau sadap.

Di era VoIP, tekniknya muter lewat SIP trunk yang nggak di-password.

Pastikan konfigurasi VoIP pake strong auth dan enkripsi SRTP.

10. Exploit-as-a-Service (EaaS) & Malware-as-a-Service (MaaS)

Model bisnis kriminal berlangganan di dark web yang menyediakan exploit atau malware siap pakai, menurunkan ambang kemampuan penyerang.

Mau ransomware? Sewa aja di dark web mulai 50 USD per bulan.

Mereka sediakan dashboard, support, bahkan update.

Satu-satunya cara lawan: patch management kilat dan edukasi user.


Serangan cyber makin gampang dilakukan, tapi lo bisa lebih gampang lagi untuk nggak jadi korban.

Mulai dari hal kecil: update OS, pake password unik, dan jangan klik sembarangan link.

Karena di dunia maya, satu klik salah bisa bikin lo nangis darah (dan dompet).